Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim Sebut Cukup Lima Tahun Untuk Sejahterakan Di Indonesia
MOJOKERTO,pasnews.com- Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim pimpinan pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur mengungkapkan bahwa kesejahteraan untuk di Indonesia bisa dicapai dalam waktu ‘hanya’ lima tahun. Yang diungkapkan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim (ASC) yang putera dari Nyai Qana’ah dan salah satu tokoh pendiri NU KH Abdul Chalim itu jika misal diibaratkan untuk seorang Presiden RI maka hanya cukup satu periode saja. Pilpres tanggal 14 Februari 2024 yang akan datang bisa menjadi pintu yang vital.
Kyai Asep, salah satu kyai kharismatik Indonesia yang disegani itu, mengungkapkan hal tersebut dalam forum Raker FALOM Mojokerto di Hotel Vanda Gardenia, Trawas, Mojokerto, hari Sabtu (12/03/2022). Kyai kelahiran 16 Juli 1955 yang memiliki sembilan (9) putera/puteri dan memiliki sekitar 15 ribu santri tersebut meyakinkan bahwa untuk mencapai kesejahteraan di Indonesia itu cukup dalam waktu ‘hanya’ lima tahun, memang dengan syarat progres.
Kenapa cukup lima tahun? Menurut Kyai Asep diantaranya harus dimulai dari bawah hingga atas, dimulai dari desa hingga pusat. Membuat program bersama-sama dari desa hingga pusat, dilaksanakan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya.
“Perlu dibuat program bersama, dilaksanakan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dari desa hingga pusat,” ungkap Kyai Asep yang suami dari Nyai Hj Fadilah yang memiliki sembilan (9) anak yaitu: M. Al Barra / Gus Barra (Wabup Mojokerto), Imadatussaadah, Fatimatuzzahroh, Muhammad Ilyas, Hanatussaadah, Muhammad Habiburrahman, Muhammadul Azmi Al-Mutawakkil Alallah, Siti Juwairiyah, dan Muhammad Abdul Chalim Sayyid Dhuha.
Selanjutnya Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim menyampaikan bahwa tegaknya dunia apabila ditopang 4 hal, begitupun untuk kesejahteraan.
Pertama, jika ditopang ulama, orang pinter, tapi untuk kejujuran. Kedua, umaro/birokrat yang adil. Dengan mau terima masukan dari ulama, dari yang pinter, yang jujur. Dengan kata lain ketika birokrasi adil.
Ketiga, jika konglomerat-konglomerat itu loman atau dermawan. Kyai Asep menyampaikan bahwa dirinya prihatin sekali, sedih sekali melihat kondisi buruh di Indonesia. Ibaratnya bagi hasil antara untuk pengusaha dan buruh itu perbandingannya fifhy-fifthy alias 50% : 50%. Itu terlalu banyak.
Keempat, ungkap Kyai Asep, buruh pabrik jangan demo akan tetapi berdoa. Berdoa untuk kebaikan. Akan tetapi Kyai Asep prihatin, buruh pabrik di Indonesia tidak jarang yang terpaksa harus demo karena tidak mendapat keadilan.
Kyai Asep pun menegaskan bahwa pemimpin itu harus untuk rakyat. “Kiprah pemimpin untuk rakyat harus diorientasikan untuk kebaikan rakyatnya,” tandas Kyai Asep yang juga memiliki cukup banyak jabatan di berbagai organisaai termasuk sebagai Ketua Umum PERGUNU, proses Pembina PW MIO Jatim dan lain-lain. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Siswahyu).(AN)