Pemdes Mlaten Segera Launching ” Pasar Ndeso” Dodolan Jajan Ndeso
MOJOKERTO,pasuruannews.com – Suasana daerah desa Mlaten dipagi hari tadi mendadak terlihat ramai tidak seperti biasanya. Banyak orang orang berkumpul disisi jalan dibawah pohon kepuh yang rindang, dikelilingi hamparan persawahan hijau tertiup angin. Mereka asyik membuat gubug gubug tempat persinggahan dan sebuah loket tempat penukaran koin kayu, sebagai alat transaksi pembelian makanan khas desa dan hasil.kerajinan para ODGJ ( Orang Dengan Gangguan Jiwa ).
Ternyata hari ini di desa Mlaten. Kec.Puri Kabupaten Mojokerto ini sedang mempersiapkan sebuah acara yakni launching ” Pasar Ndeso, Dodolan Bareng Jajanan Ndeso ” yang mendapat dukungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabuparen Mojokerto, Kantor Cabang BRI Mojokerto, Perkumpulan Media Independen Online ( MIO ) Indonesia. Pasar Ndeso, Dodolan Bareng Jajanan Ndeso, desa Mlaten sebagai destinasi wisata baru yang menggunakan lokasi disekitar areal persawahan milik desa.
Pasar Ndeso, desa Mlaten ini menghadirkan kuliner dan jajanan tradisional tempo dulu yang sudah jarang ditemui kecuali acara acara tertentu. Selain itu ada kesenian tradisional jawa seperti klenengan. Kemasan dengan nuansa tradisional inilah yang akan mampu memanjakan pengunjung betah dan nyaman.
Launching ” Pasar Ndeso, Dodolan Bareng Jajanan Ndeso ” yang rencananya akan dibuka secara langsung oleh Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Bambang Purwanto,SH, M.Si serta dihadiri Camat Puri, Kepala Cabang BRI Mojokerto, tokoh masyarakat, komunitas komunitas pariwisata yang ada di Kabupaten Mojokerto.
Kegiatan ini dianggap sebagai wujud pembinaan terhadap masyarakat melalui konsep dari oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Rangkaian kegiatan dirancang agar pengunjung mendapatkan pengalaman berharga baik dari aspek konseptual maupun praktiknya bagaimana pengunjung bisa bernostalgia dengan masa lalunya.
Menurut Kepala Desa Mlaten, Dwi Siswarini, desa wisata perlu didorong agar lebih produktif untuk melakukan kreatifitas dan inovasi dalam hal pengelolaannya. Desa wisata diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat sebagai tuan rumah yang baik sehingga pemberdayaan masyarakat dapat tercapai.
Pemberdayaan masyarakat tidak saja mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan pariwisata melalui perwujudan sapta pesona tetapi juga mendorong masyarakat untuk dapat mengambil manfaat yang sebesar besarnya dari kegiatan tersebut.
Desa wisata ini juga merupakan wujud dalam menyokong program pemerintah pusat yakni membangun dari pinggiran. Desa bukan dibentuk menjadi pariwisata melainkan dijadikan sebagai alat untuk mewujudkan pariwisata. Sejalan dengan hal tersebut maka aktifitas wisata yang dilakukan pun lebih ditekankan pada keterlibatan masyarakat dalam pengelolaannya.
Diharapkan kedepannya desa wisata ini bisa lebih mandiri dan mampu menciptakan paket desa wisata yang kreatif dan inovatif sehingga memiliki nilai jual. Sehingga akan lebih terasa dampak secara ekonomi bagi masyarakat dan para pelaku usaha di desa Wisata yang berada di desa Mlaten ini, terang Dwi Siswarini. (Mid/Mio)